Selasa, 22 November 2016

FRAUD TREE



          Jenis-jenis fraud dijelaskan oleh ACFE (Associated of Certified Fraud Examiner) dalam Fraud Tree berikut.






Berdasarkan Fraud Tree diatas, Fraud terbagi dalam 3 kemompok besar yaitu Corruption (Korupsi), Asset Misappropriation (Penyimpangan atas aset) dan Financial  Statement Fraud (Kecurangan Laporan Keuangan). Dari 3 kelompok besar tersebut kemudian diklasifikasikan lagi.

1.    Corruption (Korupsi)
Korupsi merupakan tindakan oleh orang-orang yang memiliki kedudukan di instansi/perusahaannya, yang secara tidak sah dan tidak dapat dibenarkan dengan memanfaatkan perkerjaannya untuk mendapatkan keuntungan untuk dirinya maupun orang lain, dengan melanggar kewajiban dan hak orang lain. Studi CEF menunjukkan empat jenis utama korupsi yaitu:

  • Conflicts of Interest (Konflik Kepentingan).

Konflik kepentingan muncul ketika seorang karyawan bertindak atas nama kepentingan pihak ketiga ketika melakukan kewajibannya atau memiliki kepentingan pribadi dalam aktivitas yang dilakukan. Ketika hal ini tidak diketahui oleh perusahaan dan mengakibatkan kerugian berarti telah terjadi fraud.

  • Bribery (Penyuapan).

Penyuapan melibatkan pemberian, penawaran, permohonan atau penerimaan berbagai hal yang bernilai untuk mempengaruhi seorang petugas dalam melaksanakan kewajiban utamanya. Fraud penyuapan menipu entitas akan hak jujur dan jasa kesetiaan dari mereka yang dipekerjakan.

  • Illegal Gratuities (Persenan Ilegal).

Melibatkan pemberian, penerimaan, penawaran atau permohonan sesuatu yang berharga karena tindakan resmi yang dilakukan. Transaksinya terjadi setelah fakta tersebut dilakukan.

  • Economic Extortion (Pemerasan Ekonomi).

Penggunaan (ancaman) kekuatan (termasuk sanksi ekonomi) oleh individual atau organisasi untuk mendapatkan sesuatu yang bernilai. Item yang benilai tersebut dapat berupa aktiva keuangan, informasi, dan kerjasama untuk mendapatkan keputusan yang diinginkan mengenai sesuatu yang dikaji.

2.    Asset Misappropriation (Penyalahgunaan Aset)
Aset dapat disalahgunakan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk kepentingan pelaku penipuan. 85% fraud yang diliputi studi ACEF jatuh pada kategori ini. Transaksi-transaksi yang melibatkan kas, akun pengecekan, persediaan, perlengkapan, peralatan dan informasi adalah aset-aset yang paling rentan disalahgunakan..
A. Cash
a.      Theft of Cash on Hand
Pencurian uang tunai yang tersedia di perusahaan.
b.      Theft of Cash on Hand
1)      Skimming.
Dalam skimming kas dicuri sebelum kas tersebut secara fisik masuk keperusahaan. Cara ini terlihat dalam fraud yang sangat dikenal oleh auditor, yaitu lapping
(a)    Sales,
Dengan ciri-ciri penjualan tetap atau menurun dengan harga pokok penjualan yang meningkat unrecorded, understated.
(b)   Receivables
Dengan ciri-ciri meningkatnya piutang usaha dibandingkan dengan kas, write-off schemes, lapping schemes
(c)    Refunds and Other.
2)      Cash Larceny
Berbeda dengan skimming makan larceny adalah menjarah kas ketika sudah masuk dalam perusahaan.
c.       Fraudulent Disbursements,
Pelaku melakukan trik agar perusahaan melakukan pengeluaran secara tidak benar. Contoh yang umum adalah pelaku memasukkan faktur palsu atau kartu absen yang tidak benar. Jenis-jenis Fraudulent Disbursements adalah:
1)      Billing schemes
Skema dengan menggunakan proses pembebanan tagihan sebagai sarananya. Pelaku dapat mendirikan perusahaan bayangan yang seolah-olah merupakan pemasok atau rekanan atau kontraktor sungguhan.
2)      Payroll schemes
Skema melalui pembayaran gaji. Bentuk permainannya antara lain dengan pegawai atau karyawan fiktif. Atau dalam pemalsuan jumlah gaji. Jumlah gaji yang dilaporkan lebih besar dari gaji yang dibayarkan.
3)      Expense reimbursment schemes
Skema melalui pembayaran kembali biaya-biaya, misalnya biaya perjalanan. Contoh seorang salesman mengambil uang muka perjalanan dan sekembalinya dari perjalanan dia membuat perhitungan biaya perjalanan.
4)      Check tampering
Pemalsuan Cek.
5)      Register disbursements schemes
Pengeluaran yang sudah masuk dalam Cash Register.
B. Inventory and all Other Assets
a.      Misuse (Penyalahgunaan Aset)
Penyalahgunaan aset organisasi nya tanpa benar-benar mencuri aset tersebut.
b.      Larceny (Pencurian Aset)
Pencurian terhadap aset yang dimiliki perusahaan. Ada 4 jenis pencurian aset yaitu:
1)      Asset Requisitions and Transfers
Penipuan yang melibatkan penggunaan internal dokumen seperti  persediaan, persediaan, atau peralatan yang akan dipindahkan dari satu lokasi lain atau dialokasikan untuk proyek tertentu.
2)      False Sales and Shipping
             Pencurian yang melibatkan barang yang dijual dan akan dikirim perusahaan.
3)      Purchasing and Receiving
Pencurian yang melibatkan barang yang telah dibeli dan tela diterima perusahaan.
4)      Unconcealed Larceny
Terjadi ketika seorang karyawan mengambil aset dari perusahaan  tanpa berusaha menutupinya dalam pembukuan dan catatan. Kejahatan ini biasanya dilakukan oleh karyawan yang memiliki akses ke inventaris dan aset lainnya, seperti pegawai gudang personil dan persediaan.

3.    Financial Statements Fraud (Kecurangan Laporan Keuangan)
Financial Statements Fraud adalah kecurangan laporan keuangan dapat didefinisikan sebagai kecurangan yang dilakukan oleh manajemen dalam bentuk penyajian laporan keuangan yang merugikan investor dan kreditor.
A. Asset/revenue overstatements
 Menyajikan asset atau pendapatan pada laporan keuangan lebih tinggi dari yang sebenarnya.
a.      Timing Differences
Bentuk kecurangan laporan keuangan dengan mencatat waktu transaksi lebih awal dengan waktu transaksi yang sebenarnya, misalnya mencatat transaksi penjualan lebih awal dari transaksi sebenarnya.
b.      Fictitious Revenues
Mencatat penjualan barang atau jasa yang sebenarnya tidak terjadi.
c.       Concealed Liabilities and Expenses
Memanipulasi dengan tidak mencatat hutang atau biaya yang sebenarnya, tidak mencatat biaya yang dibiayai dari sumber pendapatan yang lain.
d.      Improper Asset Valuations
Bentuk kecurangan laporan keuangan dengan melakukan penilaian yang tidak wajar atau tidak sesuai prinsip akuntansi berlaku umum atas aset perusahaan dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan dan menurunkan biaya.
e.       Improper Disclosures
Bentuk kecurangan perusahaan yang tidak melakukan pengungkapan atas laporan keuangan secara cukup dengan maksud untuk menyembunyikan kecurangan-kecurangan yang terjadi di perusahaan, sehingga pembaca laporan keuangan tidak mengetahui keadaan yang sebenarnya terjadi di perusahaan.
B. Asset/revenue understatements
     Menyajikan asset atau pendapatan pada laporan keuangan lebih rendah dari yang sebenarnya.
a.      Timing Differences
Bentuk kecurangan laporan keuangan dengan mencatat waktu transaksi lebih lama dengan waktu transaksi yang sebenarnya, misalnya mencatat transaksi penjualan lebih lama dari transaksi sebenarnya
b.      Understated Revenue
Tidak mencatat penjualan barang atau jasa yang sebenarnya terjadi atau dengan kata lain mencatat pendapatan lebih rendah.
c.       Overstated Liabilities and Expenses
Memanipulasi dengan mencatat hutang atau biaya yang lebih tinggi.
d.      Improper Asset valuations
Bentuk kecurangan laporan keuangan dengan melakukan penilaian yang tidak wajar atau tidak sesuai prinsip akuntansi berlaku umum atas aset perusahaan dengan tujuan untuk menurunkan pendapatan dan menaikan biaya.

Sumber:
James A. Hall. Accounting Information Systems-Cengage Learning. 2010. PP-03-new

Tidak ada komentar:

Posting Komentar